Menguak Misteri Degup Jantung di Lukisan Bung Karno

Posted by ngunik On Jumat, 16 Desember 2011 0 komentar
undefined
Ada yang ganjil pada lukisan potret Presiden Sukarno yang terpasang di galeri di dalam Kompleks Makam Bung Karno. Berbeda dengan lukisan kebanyakan, presiden pertama Indonesia ini seolah “hidup” dengan jantung berdegup.
Berbingkai kayu kelir emas, lukisan berukuran sekitar 1,5×1,75 meter tersebut ditopang penyangga besi sekitar setengah meter dari dinding. Lukisan dipasang dekat pintu masuk Galeri sehingga tampak mencolok bagi pengunjung yang masuk.
Tak ada yang aneh saat melihat lukisan ini dari depan. Keganjilan baru terungkap ketika pengunjung melihat lukisan dari samping. Kanvas di dada kiri Bung Karno bergerak maju-mundur, menciptakan ilusi degup jantung. Menariknya, ritme degup jantung ini sekitar 60-70 detak per menit, mirip manusia normal.
Staf Galeri Bung Karno Friska Fauzi mengatakan, foto Bung Karno yang berdegup menjadi daya tarik tersendiri. Pengunjung kerap berkumpul di samping lukisan sambil menatap dalam-dalam ke arah dada Bung Karno.
Beberapa pengunjung menganggap fenomena ini sebagai bukti kesaktian Sukarno. Namun ada penjelasan ilmiah untuk menjelaskan fenomena ini.
“Kondisi fisik lukisan mendukung terjadinya degupan,” ujar Friska saat ditemui, Rabu, 14 Desember 2011.
Ia menjelaskan, pelukis menumpahkan kecerdasannya ke bidang kanvas dengan mengatur komposisi. Dada kiri Bung Karno diletakkan tepat di tengah lukisan sehingga menjadi fokus utama mata yang memandangnya. Dimensi panjang dan lebar bidang lukis juga dibuat persegi panjang sehingga memiliki daerah lentur di bagian tengah tersebut. Dorongan kecil oleh angin membuat bagian tengah lukisan bergerak konstan.
Hal ini juga yang menjelaskan kenapa lukisan tidak dipasang di dinding. Keberadaan benda keras di belakang kanvas menutup akses aliran udara sehingga tak bisa menciptakan efek degup. Demikian pula di bagian depan, tak diberi lapisan kaca supaya permukaan lukisan bisa bersentuhan dengan udara.
Pengelola Galeri juga mendatangkan paranormal untuk menyelidiki aspek metafisika pada lukisan ini. Tiga paranormal yang didatangkan dari Malang dan Kediri sampai pada kesimpulan sama. “Lukisan ini tak berhubungan dengan makhluk gaib,” tambah Fauzi.
Lukisan unik Bung Karno selesai dibuat pada tahun 2001 dan langsung dipasang di Istana Bogor. Pada tahun 2004, lukisan ini dipindahkan ke Blitar atas inisiatif Presiden Megawati yang tak lain adalah anak Bung Karno. Sempat disimpan sementara di Istana Gebang, Blitar, lukisan dipindahkan ke Galeri Bung Karno yang merupakan bagian dari Kompleks Makam Bung Karno di Jalan Kalasan Nomor 1.
Selain lukisan Bung Karno, Galeri juga menyimpan berbagai koleksi peninggalan Bung Karno seperti kopor merek Arco yang dibawa mengungsi hingga pindah Istana, replika keris Kyai Sekar Jagad, gong pusaka Kihai Djimat yang biasa dipakai Sukarno untuk menanggap wayang kulit.