Proses evolusi membuktikan bahwa bentuk alat kelamin jauh lebih penting daripada ukurannya. Alat kelamin memegang peran vital dalam evolusi, yakni berkaitan dengan pembentukan spesies baru. Sebab, kecocokan alat kelamin menjadi faktor penentu keberhasilan dua individu untuk kawin.
Kini, penelitian terbaru menunjukkan proses evolusi terlebih dulu bekerja pada persoalan bentuk dan kesesuaian alat kelamin di antara dua spesies berbeda. Sedangkan ukuran justru urusan belakang. Dalam penelitiannya, para ilmuwan dari Indiana University, Amerika Serikat, menggunakan data dari populasi kumbang scarab yang terisolasi mulai rentang waktu 50 tahun hingga jutaan tahun. Mereka melaporkan hasil penelitian dalam jurnal PLoS ONE pada tanggal 14 Desember 2011.
Temuan mereka menunjukkan bahwa alat kelamin pada individu jantan dan betina berevolusi secara cepat dan paralel antara satu sama lain. Tapi di antara spesies baru yang ditemukan, alat kelamin berkembang lebih cepat dalam bentuk daripada ukuran. Perkembangan evolusi secara paralel pada alat kelamin jantan dan betina memang sudah diduga sejak lama oleh para ilmuwan. Tapi mereka hanya memiliki sedikit data untuk mendukung asumsi itu.
“Sangat mengejutkan bahwa perkembangan paralel ternyata lebih cepat pada bentuk daripada ukuran alat kelamin,” kata Armin Moczek, profesor biologi di Indiana University, Bloomington, yang terlibat dalam penelitian ini. Anehnya, kendati populasi kumbang yang terisolir satu sama lain selama 50 tahun itu menunjukkan lompatan besar dalam evolusi alat kelamin, yang berarti munculnya spesies baru, tapi di antara mereka tetap tidak mampu kawin satu sama lain karena ketidakcocokan alat kelamin.
“Dan ini bisa terjadi lebih cepat dari yang kami perkirakan sebelumnya,” kata Moczek. Para ilmuwan meneliti saluran kelamin individu betina dan organ kopulasi individu jantan dari lima spesies berbeda dari kumbang Onthopagus dari seluruh bagian Bumi. Para ilmuwan memusatkan perhatian pada bagian-bagian tubuh individu jantan dan betina yang berinteraksi secara fisik selama proses kopulasi, seperti pydigium pada individu betina, yakni semacam piring bergerak yang menyediakan alur dan lubang yang berfungsi sebagai jangkar bagi alat kelamin individu jantan. Mereka juga meneliti paramere individu jantan, termasuk organ untuk masuk ke lubang dan saluran yang telah disediakan tubuh individu betina.
Mereka menemukan bahwa ukuran dan bentuk organ-organ tersebut berkembang dalam populasi yang beragam. Tapi kedua faktor itu berevolusi secara terpisah. Organ betina dan jantan yang cocok satu sama lain ibarat potongan teka-teki yang berkembang menjadi bentuk baru secara bersamaan