Michelle Obama
WASHINGTON--Jauh sebelum menjadi first lady Amerika Serikat, Michelle Obama sudah dikenal sebagai pengacara brilian jebolan Princeton dan Harvard University yang modis. Saat suaminya maju dalam pencalonan presiden, dia menjadi "pemanis" yang selalu ditunggu-tunggu: berpakaian modis yang "enak dilihat".
Tak heran, majalah seperti People, Vanity Fair, dan Vogue menobatkannya sebagai wanita berbusana terbaik. Bahkan Forbes memberi julukan lebih padanya: wanita paling berpengaruh 2010.
Satu yang luput dicatat, besar belanja pakaian sang ibu negara. Sebuah majalah ekonomi pernah mengkalkulasi, dalam 189 penampilan publik antara November 2008 hingga Desember 2009, Michelle membelanjakan tak kurang dari 2,7 miliar dolar AS untuk membeli pakaian dari merek-merek favoritnya.
David Yermack of New York University's Stern School of Business menghitung, Obama mengenakan busana dan aksesori dari 29 merek berbeda, antara lain J Crew, GAP, Dillard's dan DSW. Satu kali tampil, paling tidak 14 juta dolar AS "menempel" di tubuhnya. "Melebihi biaya penampilan supermodel dan bintang film," ujarnya.
Namun ia tak menyebut Michelle membelanjakan uang pribadinya untuk penampilan ini, karena bisa jadi ia mendapatkannya sebagai bentuk bingkisan atau ada diskon khusus. "Bila benar begitu, perlu diawasi indikasi korupsi di dalamnya," ujarnya, dalam sebuah ulasan yang dimuat di Harvard Business Review edisi Oktober. ia menuliskannya dalam artikel berjudul The Michelle Obama Effect.
Nilai saham perusahaan fashion yang dikenakan Michelle turut terdongkrak. Dalam periode itu, saham mereka naik 2,3 persen, sedang merek lain yang tak dikenakannya turun 0,4 persen, kata Yermarck.
Ia membandingkan Michelle dengan istri Presiden Prancis Carla Bruni yang sama-sama "melek" fashion. Apa yang dikenakan Carla tak serta-merta menggoyang nilai saham, karena ia fanatik pada merek-merek papan atas yang tak terjamah kebanyakan orang. Dior adalah merek favoritnya. "Sedang Michelle, dia memadukan merek terkenal dengan merek-merek yang orang kebanyakan juga bisa membelinya," katanya.
Diam-diam, Michelle memang menjadi icon mode baru di AS. Desainer India-Amerika, Naeem Khan, mengakui mendapatkan berkah lain dari hal ini. Saat Michelle memesan gaunnya untuk tampil dalam jamuan makan malam dengan Perdana Menteri Manmohan Singh pada bulan November 2009, sosialita AS berburu gaun yang sama. Pada bulan Februari tahun ini, Khan mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa sejak penampilan Michelle Obama dalam acara itu, seluruh stok rancangannya telah "terbang" dari raknya. "Ini adalah berkah tersendiri," katanya.
Namun, hal sebaliknya berlaku pada Obama. Sentuhan presiden tidak selalu terbukti magis untuk merek-merek yang dipilih oleh Obama. Desainer Maria Pinto dan Kai Milla (yang menikah dengan penyanyi Stevie Wonder), telah menutup toko mereka. Padahal, untuk pelantikannya, Presiden Obama mengenakan setelan merek Hart Schaffner Marx yang sudah berusia 137 tahun. Tiga hari kemudian, perusahaan induk merek ini mengajukan kebangkrutan!
sumber
Tak heran, majalah seperti People, Vanity Fair, dan Vogue menobatkannya sebagai wanita berbusana terbaik. Bahkan Forbes memberi julukan lebih padanya: wanita paling berpengaruh 2010.
Satu yang luput dicatat, besar belanja pakaian sang ibu negara. Sebuah majalah ekonomi pernah mengkalkulasi, dalam 189 penampilan publik antara November 2008 hingga Desember 2009, Michelle membelanjakan tak kurang dari 2,7 miliar dolar AS untuk membeli pakaian dari merek-merek favoritnya.
David Yermack of New York University's Stern School of Business menghitung, Obama mengenakan busana dan aksesori dari 29 merek berbeda, antara lain J Crew, GAP, Dillard's dan DSW. Satu kali tampil, paling tidak 14 juta dolar AS "menempel" di tubuhnya. "Melebihi biaya penampilan supermodel dan bintang film," ujarnya.
Namun ia tak menyebut Michelle membelanjakan uang pribadinya untuk penampilan ini, karena bisa jadi ia mendapatkannya sebagai bentuk bingkisan atau ada diskon khusus. "Bila benar begitu, perlu diawasi indikasi korupsi di dalamnya," ujarnya, dalam sebuah ulasan yang dimuat di Harvard Business Review edisi Oktober. ia menuliskannya dalam artikel berjudul The Michelle Obama Effect.
Nilai saham perusahaan fashion yang dikenakan Michelle turut terdongkrak. Dalam periode itu, saham mereka naik 2,3 persen, sedang merek lain yang tak dikenakannya turun 0,4 persen, kata Yermarck.
Ia membandingkan Michelle dengan istri Presiden Prancis Carla Bruni yang sama-sama "melek" fashion. Apa yang dikenakan Carla tak serta-merta menggoyang nilai saham, karena ia fanatik pada merek-merek papan atas yang tak terjamah kebanyakan orang. Dior adalah merek favoritnya. "Sedang Michelle, dia memadukan merek terkenal dengan merek-merek yang orang kebanyakan juga bisa membelinya," katanya.
Diam-diam, Michelle memang menjadi icon mode baru di AS. Desainer India-Amerika, Naeem Khan, mengakui mendapatkan berkah lain dari hal ini. Saat Michelle memesan gaunnya untuk tampil dalam jamuan makan malam dengan Perdana Menteri Manmohan Singh pada bulan November 2009, sosialita AS berburu gaun yang sama. Pada bulan Februari tahun ini, Khan mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa sejak penampilan Michelle Obama dalam acara itu, seluruh stok rancangannya telah "terbang" dari raknya. "Ini adalah berkah tersendiri," katanya.
Namun, hal sebaliknya berlaku pada Obama. Sentuhan presiden tidak selalu terbukti magis untuk merek-merek yang dipilih oleh Obama. Desainer Maria Pinto dan Kai Milla (yang menikah dengan penyanyi Stevie Wonder), telah menutup toko mereka. Padahal, untuk pelantikannya, Presiden Obama mengenakan setelan merek Hart Schaffner Marx yang sudah berusia 137 tahun. Tiga hari kemudian, perusahaan induk merek ini mengajukan kebangkrutan!
sumber