Cegah Kanker Kandung Kemih Dengan Selenium

Posted by ngunik On Selasa, 01 Februari 2011 0 komentar


Kanker kandung kemih merupakan salah satu penyakit yang mematikan. Walau jarang dan hanya terjadi pada orang usia diatas 30 tahun namun kanker kandung kemih patut di waspadai. Sebuah penelitian yang diterbitkan Cancer Prevention Research, jurnal American Association for Cancer Research, menjelaskan, untuk menekan atau mencegah kanker kandung kemih bisa diatasi dengan selenium (mineral yang terkandung dalam padi-padian, kacang dan daging). Para ilmuwan dari Dartmouth Medical School membandingkan tingkat selenium pada 767 orang yang baru didiagnosis terserang kanker kandung kemih dengan 1.108 orang dari masyarakat umum.


Dari hasil penelitian memperlihatkan hubungan antara selenium dan kanker kandung kemih di kalangan perempuan, sebagian perokok dan mereka yang positif memiliki kanker kandung kemih p53. Di dalam seluruh orang yang diteliti, tak ada hubungan berbalik antara selenium dan kanker kandung kemih, tapi perempuan (34%), perokok sedang (39%) dan mereka yang positif menderita kanker p53 (43%) memiliki pengurangan mencolok tingkat kanker kandung kemih dengan angka selenium yang lebih tinggi.


"Ada jalur berbeda yang digunakan oleh kanker kandung kemih untuk berkembang dan diperkirakan bahwa satu jalur utama melibatkan perubahan pada gen p53," tukas Margaret Karagas salah seorang ilmuwan. "Kanker kandung kemih yang berpangkal dari perubahan ini memiliki kaitan dengan penyakit yang lebih maju," lanjutnya. Meskipun studi lain telah memperlihatkan hubungan serupa antara selenium dan kanker kandung kemih di kalangan perempuan. Studi itu adalah salah satu yang pertama yang memperlihatkan hubungan antara selenium dan kanker kandung kemih positif p53.


"Akhirnya, jika benar bahwa selenium dapat mencegah kemunculan tertentu pada perorangan, seperti perempuan, dari kanker kandung kemih yang berkembang, atau mencegah jenis tumor tertentu, perubahan semacam itu melalui jalur p53, berkembang, itu memberi kami kaitan mengenai bagaimana tumor dapat dicegah pada masa depan dan berpotensi mengarah kepada upaya kemopreventif," pungkas Karagas.