Mungkin anda pernah mendengar namanya, tapi anda belum pernah melihatnya secara langsung. Gerbong inilah yang menjadi saksi bisu, dari 100 orang penumpang hanya 12 yang sehat, 46 orang meninggal dan yang lainnya sakit. Gerbong ini merupakan salah satu koleksi unggulan dari museum Brawijaya Malang.
Gerbong yang berada di sini merupakan salah satu gerbong yang digunakan oleh militer belanda untuk mengangkut 100 orang tawanan pejuang-pejuang indonesia, dari penjara bondowoso pindah ke tempat tahanan bubutan surabaya tgl 23-11-1947. Karena di perjalanan pintu2 ditutup/kunci mengakibatkan 46 orang meninggal, 11 sakit parah, 31 sakit, dan hanya 12 yg mampu bertahan sehat.
Gerbong maut diberangkatkan dari Bondowoso 23 November 1947 atau 61 tahun lalu dan perintah pemindahan 100 tawanan yang dinyatakan sebagai extremist yang melakukukan “subversieve activiteit” ditandatangani oleh: J van den Dorpe, 2de Luit. der Mariniers 23 November 1947. Tiga gerbong maut disimpan di stasiun Bondowoso, stasiun Wonokromo dan Museum Brawijaya Jl.Ijen 25A Malang.
Gerbong yang berada di sini merupakan salah satu gerbong yang digunakan oleh militer belanda untuk mengangkut 100 orang tawanan pejuang-pejuang indonesia, dari penjara bondowoso pindah ke tempat tahanan bubutan surabaya tgl 23-11-1947. Karena di perjalanan pintu2 ditutup/kunci mengakibatkan 46 orang meninggal, 11 sakit parah, 31 sakit, dan hanya 12 yg mampu bertahan sehat.
Gerbong maut diberangkatkan dari Bondowoso 23 November 1947 atau 61 tahun lalu dan perintah pemindahan 100 tawanan yang dinyatakan sebagai extremist yang melakukukan “subversieve activiteit” ditandatangani oleh: J van den Dorpe, 2de Luit. der Mariniers 23 November 1947. Tiga gerbong maut disimpan di stasiun Bondowoso, stasiun Wonokromo dan Museum Brawijaya Jl.Ijen 25A Malang.